Berbagi Kebahagiaan Saat Bulan Oktober Lalu (2015)
Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi keceriaan dan kebahagiaan saya. Itulah mengapa akhir-akhir ini saya jarang sekali update konten untuk Tiotoo.com. Namun kedepan saya akan mengupdate lewat artikel, video dan podcast lainnya. Khususnya video pembelajaran belajar bahasa Inggris mulai dari Grammar dan beberapa pemetaan yang akan saya paparkan dan mungkin juga ada tips-tips menjadi penerjemah atau mempersiapkan tes TOEFL (atau yang lain bisa hubungi saya lewat email atau BBM ya (pinnya ada di laman http://tiotoo.com/kontak))
Jadi ceritanya, setelah dua tahun kuliah magister di Kajian Budaya dan Media, akhirnya saya lulus dan mendapat tambahan gelar, setelah sebelumnya mendapat gelar S.Hum (Sarjana Humaniora) dari kuliah di Sastra Inggris Unair (Universitas Airlangga), kini ditambah menjadi MA (Master of Arts).
Terlebih istimewanya lagi adalah wisuda pascasarjana digelar pada tanggal 20 Oktober 2015, dan di tanggal itu pula saya ulang tahun. Jadi selama dua kali wisuda, baik S1 dan S2 diadakan di bulan yang sama, walau pada saat S1 dulu di tanggal 21-nya, namun masih berasa ulang tahun, hihi. Saya mau berbagi keceriaan dengan pembaca setia Tiotooers melalu beberapa foto wisuda kemarin, hehe.
Sangat istimewanya lagi, yaitu teman saya waktu S1 dulu dari Surabaya menyempatkan hadir Wisuda saya itu, ini foto bersama mereka.
Di jurusan Kajian Budaya dan Media ini saya belajar banyak hal. Mulai dari belajar teori-teori media yang sebelumnya dari pemikir-pemikir besar seperti Walter Benjamin, Guy Debord, Habermas, Horkheimer, Adorno, Baudrillard, Bourdieu, Mosco dan masih banyak lagi. Dari beberapa pemikir ini saya mulai belajar sesuatu yang baru dan lebih segar, di mana awalnya waktu kuliah S1 dulu memahami sebuah Budaya adalah budaya secara besar, yaitu budaya sebagai hasil dari cipta, rasa, dan karsa manusia sebagai suatu cara hidup yang dimiliki sebuah kelompok dan diwariskan. Namun di sini saya belajar bahwa budaya yang bersifat lebih politis. Yaitu budaya kesejarian manusia, mulai dari cara berpakaian, berperilaku, gaya atau lifestylenya sehari-hari. Kaitannya dengan media, media disini dipahami bukan media secara umum saja seperti radio, koran, internet, namun medium (media) yang bisa saja merepresentasikan sesuatu, seperti contohnya pakaian, gaya rambut, dan aksesoris yang digunakan. Nah, jika pembaca ingin mendaftar juga seperti saya di Kajian Budaya dan Media bisa membaca dan mendengarkan podcastnya dari penerima beasiswa Sekolah Pascasarjana di KBM ini) (Baca: Bagaimana Yul Rachmawati Lolos Beasiswa SPS UGM).
Kehidupan Setelah Lulus Magister
Alhamdulillah satu Semester sebelum saya lulus (semester 4), yaitu pada saat saya mengerjakan tesis di semester 4, saya sudah bekerja sebagai editor di jurnal milik Pascasarjana. Jurnal Kawistara dan Jurnal Teknosains tempat di mana saya bekerja selanjutnya. Sebagai editor, saya belajar banyak hal dalam dunia pengeditan. Mulai dari memperbaiki abstrak jurnal artikel baik yang bahasa Indonesia atau bahasa Inggrisnya.
Disaat saya mengerjakan pekerjaan tersebut, saya juga menerima side job sebagai penerjemahan lepas atau freelance translator. Ya, saya juga menerima terjemahan artikel jurnal dari mahasiswa S3 dari Pascasarjana. Hal ini juga berkat pekerjaan saya sebagai editor dan background S1 saya sebagai mahasiswa jurusan Sastra Inggris yang melekat. Mungkin kedepan saya akan sharing bagaimana proses branding ini terjadi dan jika pembaca yang ingin mencoba menjadi penerjemah bisa tanyakan kepada saya, kita chitchat.
Sampai sekarang pekerjaan ini sudah saya lalui selama 10 bulan tepat di bulan Desember nanti hingga kontrak saya habis. Namun sebuah pertanyaan lain, apakah nantinya pekerjaan ini saya lanjutkan atau tidak masih belum terpikirkan. Karena salah satu hal yang mengganggu pikiran saya selanjutnya adalah ketika saya berkunjung ke Universitas Airlangga dulu di FIB, saya bertemu dengan dosen pembimbing saya waktu S1 dulu dan kita sharing cerita bersama. Ternyata beliau bercerita jika ada peluang sebagai tenaga pengajar atau Dosen di sana. Hal ini yang mengganggu pikiran saya. Mungkin menarik juga menjadi seorang dosen diumur saya yang masih muda untuk mengajar mahasiswa, hehe.
Akhirnya keputusan saya ini masih tetap pada keputusan awal, yaitu di mana saya akan tetap fokus kepada Tiotoo.com. Saya bercita-cita jika website ini bisa dimanfaatkan untuk belajar bahasa Inggris bagi siapapun, tidak terkendala jarak. Namun, saya juga berharap bagi para pembaca juga dapat memanfaatkannya dan menggunakan materi yang saya sediakan untuk belajar mandiri, baik nantinya bisa di dampingi oleh orang tua atau teman untuk belajar kelompok. Saya juga berharap jikaapa yang saya lakukan ini kedepannya bisa menjadi amal jariah untuk ilmu yang bermanfaat. Amiin.
Itu saja yang bisa saya tulis pada artikel kali ini. Saya hanya ingin menyemangati bagi para pembaca, siapapun. Tetaplah belajar dan berusaha untuk selalu menggali materi-materi yang baru walaupun itu gratis. Manfaatkan sebaik mungkin. Jangan lupa sebarkan berita tentang website Tiotoo.com ini kepada teman atau kerabat supaya lebih enak untuk belajar bersama.
Cheers,
Okta 🙂
Okta Wibowo adalah pemilik website Tiotoo.com. Dengan mengembangkan pasionnya di bidang bahasa Inggris, Okta memulai website ini dengan tujuan untuk membantu siswa atau mahasiswa memperoleh cara terbaik dalam belajar bahasa Inggris.