Jawaban Cerdas Wawancara Beasiswa Tesis LPDP

Jawaban Cerdas Wawancara Tesis  LPDP

Selamat datang sobat Tiotoo.com!

Akhirnya setelah beberapa pekan kosong untuk mengisi artikel di website ini karena beberapa kesibukan yang saya lakukan, seperti bulan kemarin adalah bulan yang hectic. Setelah sidang akhir tesis, kemudian revisi tesis, dilanjut beberapa kesibukan kerjaan di kantor, dan beberapa persiapan yang saya lakukan untuk membuat video tutorial terutamanya bahasa Inggris. Namun sebelum memulai itu semua, pada artikel kali ini saya ingin menulis sebuah cerita tentang teman saya saat mengikuti beasiswa tesis LPDP.

Bagi yang sedang mengajukan beasiswa Tesis LPDP 2015 di bulan April-Juli kemarin dan sedang menunggu jadwal wawancara di bulan Agustus ini atau mungkin bagi yang akan mendaftar di periode selanjutnya, saya akan berbagi pengalaman disini. Strategi untuk menjawab pertanyaan penting saat ditanyai oleh pewawancara, karena juga pertanyaan yang akan saya bahas di bawah ini menurut saya sangat penting disimak. (Belum tau jadwal LPDP ? Unduh disini)

Saat kami bercengkrama melalui beberapa percakapan, teman saya yang mendapatkan beasiswa tesis LPDP 2015 menceritakan pengalamannya saat mengikuti tes wawancara, saat itu sama dengan saya di gedung bahasa Universitas Yogyakarta (UNY) namun beda waktunya. Saya mendapati jika memang dia telah mempersiapkan dengan matang jauh sebelumnya, meskipun dia mendaftarnya dua hari setelah detik-detik deadline (Baca artikel saya sebelumnya: Jangan terlalu mepet mendaftar beasiswa Tesis LPDP).

 

Strategi Menjawab Sesi Wawancara Beasiswa Tesis LPDP

Saat mendengar ceritanya, saya merasa tertarik dengan beberapa jawabannya yang dilontarkan saat menjawab beberapa pertanyaan dari penanya di sesi wawancara. Di mana ada dua orang dosen dan satunya adalah psikolog. Teman saya menjawab dengan tenang dan lugas. Pada bagian ini disarankan untuk tidak panik dan tetap tenang dengan segala kemungkinan pertanyaan dan jawaban yang muncul. Tetap fokus dan santai menjawab, karena jika panik maka akan sangat terlihat sekali dengan jawaban yang keluar dari mulut kita. Hal ini juga sangat terlihat oleh psikolog, jika anda belum siap wawancara.

Nah, yang menarik dari pengalaman teman saya dan saya mengatakan sebagai jawaban cerdas saat wawancara beasiswa Tesis LPDP 2015 kemarin yaitu teman saya masih sempat memikirkan jawaban yang sangat tidak terkira. Yaitu saat dia dilontarkan pertanyaan yang agak tricky menurut saya, kira-kira seperti ini:

"Bagaimana jika anda tidak mendapatkan beasiswa ini, apa yang akan anda lakukan pada nara sumber yang jauh di Nusa Tenggara sana?"

Teman saya menjawab dengan santai:

"Ya bagaimanapun juga penelitian ini akan tetap berjalan. Saya bisa melakukan wawancara dengan nara sumber, tapi melalui fasilitas online, seperti Facebook dengan konsekuensi hasilnya nanti tidak akan maksimal"

 

SIMULASI

Mungkin ketika saya membayangkan di posisi teman saya, saya tidak akan menjawab seperti itu. Karena jawab tersebut dibutuhkan ketenangan dan kesiapan. Mungkin juga ketika terburu-buru dan tegang, akan muncul jawaban:

A) "Ya saya akan menggunakan dana saya sendiri untuk melakukan wawancara di Nusa Tenggara".

(Ini adalah jawaban yang menurut saya menjadi bumerang, karena pada jawaban "saya akan menggunakan dana saya sendiri" artinya anda bisa melakukannya sendiri lalu mengapa mendaftar beasiswa)

B) "Kalau misal saya tidak mendapatkan beasiswa ini, maka saya akan mengganti nara sumbernya dengan orang Nusa Tenggara yang tinggal di Jogja".

(Jawaban ini cukup bijak dan oportunis. Karena terbatas dengan dana yang ada, maka tidak memaksakan nara sumbernya dan mengganti nara sumber dengan yang bisa dijangkau.)

C) "Penelitian ini tidak akan berjalan tanpa bantuan beasiswa LPDP ini".

(Nah kalau jawaban ini menurut saya seperti orang yang bersikukuh kalau mau tidak mau saya harus mendapatkan beasiswa ini dan terlihat sangat menggantungkan. Tapi menurut saya, hindari jawaban semacam ini. Karena pada level mendaftar beasiswa ini anda adalah Strata 2, di mana anda harus dapat berpikir cerdas untuk menyelesaikan solusi sendiri, jadi tidak hanya menggantungkannya.)

 

Beberapa ilustrasi variasi jawaban di atas pasti akan mendapatkan beberapa interpretasi juga. Pada poin A,B, dan C pasti memiliki bobot penilaian tersendiri. Karena saya bukan psikolog, maka saya tidak bisa mengatakan jika jawaban mana yang lebih baik. Namun, jika dilihat dari esensi jawaban yang logis dan oportunis adalah jawaban yang B.

Namun saat melihat jawaban dari teman saya di atas, menurut saya jawaban semacam ini tidak akan muncul ketika menjawab pertanyaan saat wawancara. Kecuali kita telah berinteraksi sebelumnya dengan teman atau nara sumber sebelumnya di Nusa Tenggara dengan Facebook. Artinya ada 'bagasi pengalaman' yang kita miliki untuk bisa menjawab pertanyaan seperti tadi. Akan tetapi jika tidak memilikinya, makan jawaban semacam ini tidak akan muncul, karena yang pertama kita tidak memiliki pengalaman sebelumnya untuk berinteraksi dengan nara sumber melalui Facebook dan yang kedua, kita dituntut waktu yang singkat untuk menjawab dengan jawaban yang memuaskan para pewawancara.

Nah, kedepannya semoga anda dapat mempersiapkan dengan matang beberapa jawaban dari pewawancara yang sekiranya akan muncul di sesi wawancara. Perhatikan juga masalah teknis yang ada, misal persiapkan berkas-berkas yang akan dibawa, ataupun RABN (Rencaana Anggaran Belanja) yang masuk akal (Baca: Mengapa saya gagal di sesi wawancara beasiswa Tesis LPDP 2015).

Jangan lupa berdoa kepada Sang Pencipta semoga diberikan kelancaran dan kelulusan. Terakhir, jika artikel ini bermanfaat jangan lupa juga untuk klik SHARE.

Salam,

Okta Wibowo 🙂

Tag:

  • wawancara LPDP
  • pertanyaan wawancara lpdp